Audit
sistem informasi adalah suatu proses mengumpulkan dan menilai bukti untuk
menentukan apakah sistem komputer yang bersangkutan mampu mengamankan aset,
memelihara kebenaran data, ataupun mencapai tujuan organisasi perusahaan secara
efektif dan efisien dan mampu menggunakan aktiva Perusahaan secara hemat (Weber
; 1999). Pengendalian aplikasi adalah pengendalian yang dirancang untuk
menjamin bahwa semua transaksi yang terjadi sudah mendapat otorisasi dan sudah
dicatat, diklasifikasi, diproses dan dilaporkan dengan benar. Pengendalian
aplikasi juga didisain untuk mencegah, mendeteksi, dan memperbaiki error dan
irregulasi dalam transaksi sebagaimana mereka diproses (Hall; 2006)
James
A. Hall (2006) siklus pengeluaran terdiri dari beberapa subsitem meliputi:
pembelian/utang, pengeluaran kas, penggajian dan aktiva tetap. Prosedur
pembelian melibatkan pemerolehan bahan baku mentah dan barang jadi (James A.
Hall:2006). Sedangkan untuk penggajian fokusnya adalah pada tugas-tugas dasar;
departemen fungsional, serta dokumen jurnal dan akun yang membentuk sistem
penggajian dan aktiva tetap melibatkan tiga kelompok prosedur: akuisisi aktiva,
pemeliharaan aktiva, dan penghapusan aktiva (James A. Hall: 2006).
A. Jenis-jenis Akun yang Mempengaruhi Audit
Terhadap Siklus Pengeluaran
Dalam siklus ini terdapat dua transaksi
pembelian dan transaksi pengeluaran kas. Transaksi pembelian dan pengeluaran
kas mempengaruhi sejumlah rekening sebagai berikut :
1.
Persediaan 6.
Kembalian pembelian
2.
Persediaan bahan baku 7.
Potongan pembelian
3.
Biaya dibayar dimuka 8. Berbagai jenis biaya
4.
Palnt asset 9.
Utang dagang
5.
Asset lain-lain 10. Kas
1. Tujuan Audit Dalam Siklus Pengeluaran
-
Kelompok
asersi: Eksistensi dan Okurensi
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
·
Transaksi
pembelian mencerminkan barang dan jasa yang baik yang diterima dari pemasok
selam periode yang diaudit.
·
Transaksi
pengeluaran kas mencerminkan pembayaran yang dilakukan kepada pemasok selam
periode yang diaudit.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
·
Hutang usaha yang tercatat mencerminkan jumlah
kewajiban entitas yang ada pada tanggal neraca.
·
Aktiva
tetap mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal
neraca.
·
Aktiva
tidak berwujud mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada
tanggal neraca.
-
Kelompok
asersi: Kelengkapan/Kesempurnaan
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
·
Semua
transaksi mencakup pembelian dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode
yang diaudit telah dicatat.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
·
Hutang
usaha mencakup semua jumlah yang terhutang kepada pemasok barang dan jasa pada
tanggal neraca.
·
Saldo
aktiva tetap mencakup semua transaksi perubahan yang terjadi selama periode
yang diaudit.
·
Saldo
aktiva tidak berwujud mencakup semua transaksi perubahan yang terjadi selama
periode yang diaudit.
·
Saldo
aktiva tidak berwujud mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan
pada tanggal neraca.
-
Kelompok
asersi : Hak dan Kewajiban
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
·
Entitas memiliki kewajiban sebagai akibat
transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit.
·
Entitas
memiliki hak atas aktiva tetap sebagai transaksi pembelian yang tercatat dalam
periode yang diaudit.
·
Entitas
memiliki hak atas aktiva tidak berwujud sebagai akibat transaksi pembelian yang
tercatat dalam periode yang diaudit.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
·
Hutang
usaha pada tanggal neraca mencerminkan kewajiban entitas kepada pemasok.
·
Entitas
memiliki hak atas aktiva tetap yang tercatat pada tanggal neraca.
·
Entitas
memiliki hak atas aktiva tidak berwujud yang tercatat pada tanggal neraca.
-
Kelompok
asersi: Penilaian atau Alokasi
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
·
Semua
transaksi pembelian dan pengeluaran kas yang telah dicatat dalam jurnal,
diringkas, dan diposting ke dalam akun dengan
benar.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
·
Hutang
usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar kewajiban entitas pada tanggal neraca.
·
Aktiva
tetap dinyatakan pada kas dikurangi akumulasi depresiasi.
·
Aktiva
tidak berwujud dinyatakan pada kas atau kas dikurangi dengan amortisasi.
·
Biaya
yang berkaitan dengan aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud dicatat sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum.
-
Kelompok
asersi: Penyajian dan Pengungkapan
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
·
Rincian
transaksi dan pengeluaran kas mendukung penyajian akun yang berkaitan dalam
laporan keuangan, baik klasifikasinya maupun pengungkapannya.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
·
Hutang
usaha, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud di identifikasi dan
diklasifikasikan dengan semestinya dalam neraca.
·
Pengungkapan
memadai telah berkaitan dengan hutang usaha, aktiva tetap dan aktiva tidak
berwujud.
2.
Materialitas, Risiko dan Strategi Audit
Terhadap Siklus Pengeluaran
Transaksi dalam siklus pengeluaran
kadangkala tidak hanya berpengaruh secara individual pada hanya satu rekening
saja, tetapi dapat berpengaruh pada lebih satu transaksi. Konsep materialitas
mengakui bahwa beberapa hal, baik secara individual atau keseluruhan adalah
penting bagi kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di Indonesia, sedangkan beberapa hal lainnya adalah tidak
penting (IAPI:2011). Frasa menyajikan secara wajar dalam semua hal yang
material sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia menunjukkan keyakinan
auditor bahwa laporan keuangan secara keseluruhan tidak mengandung salah saji
material (IAPI:2011). Faktor-faktor risiko melekat yang berhubungan dengan
transaksi-transaksi siklus pengeluaran meliputi :
a.
Seberapa banyak volume transaksi.
b. Kemungkinan adanya pembelian dan
pengeluaran kas yang tidak diotorisasi.
c. Kemungkinan adanya pembelian aktiva yang
tidak memadai.
d. Dalam kasus kapitalisasi kas atau
penentuan biaya periodik harus mempertimbangkan terhadap aspek kesinambungan
dalam akuntansinya.
Keempat faktor tersebut sangat
menentukan seberapakah tingkat risiko melekat dalam transaksi siklus ini. Menghadapi
kemungkinan tersebut, auditor harus merumuskan strategi dengan menggabungkan
tingkat risiko pengendalian yang rendah dan pengujian substansi dalam siklus
pengeluaran.
B. Pemahaman Terhadap Struktur Pengendalian Intern
Auditor harus memahami ketiga aspek
struktur pengendalian intern yang ada dalam transaksi siklus pengeluaran, yaitu
lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur pengendalian. Pemahaman
tersebut sangat berguna dalam menentukan strategi audit dalam rangka pengujian
substansi.
1. Aspek
lingkungan pengendalian
Auditor
harus memahami struktur organisasi klien yang berkaitan dengan aktivitas siklus
pengeluaran ini, sebagai contoh : semua proses pembelian barang-barang dibawah
kendali direktur operasi, pencatatan dibawah kendali kontroler, sedangkan
proses pengeluaran kas dibawah kendali direktur keuangan, pengaturan pembelian
aktiva tetap (capital expendictures) dan kebijaksanaan investasi strategis
lainnya akan dipertimbangkan bagaimana pelaksanaanya. Untuk memperoleh
pemahaman terhadap bagan organisasi, auditor harus melakukan wawancara
(inquiry) kepada manajemen.
2. Sistem akuntansi
Pemahaman terhadap sistem akuntansi
menyebabkan auditor harus mempelajari metode pengolahan data, dokumen-dokumen
kunci, serta catatan yang digunakan dalam penanganan transaksi siklus
pengeluaran. Untuk itu auditor harus mempelajari manual akuntansi, bagan alir
sistem akuntansi, dan melakukan wawancara dengan petugas bagian akuntansi untuk
mengetahui proses pengolahan transaksi dalam siklus pengeluaran.
3. Prosedur
Pengendalian
Auditor harus memahami bagaimana
kecenderungan kelima kategori prosedur pengendalian dalam operasi transaksi
siklus pengeluaran ini. Kelima kategori tersebut antara lain :
a.
Adanya otorisasi yang memadai.
b.
Adanya pemisahan tugas.
c. Adanya dokumen dan catatan akuntansi.
d. Adanya akses kea rah pengendalian.
e. Pengecekan yang di lakukan oleh personel
yang independent
Auditor harus melakukan evaluasi apakah
prosedur pengendalian dalam perusahaan benar-benar telah berjalan dengan baik. Prosedur
pengendalian yang tidak memenuhi kelima criteria tersebut mempunyai
kecenderungan risiko audit yang tinggi.
C. Pengendalian Intern Terhadap Siklus
Pengeluaran
1.
Dokumen-Dokumen Kunci Dan Catatan
Akuntansi
b. Check, yaitu dokumen perintah pembayaran
sejumlah uang kepada bank
c.
Check Summary, yaitu laporan tentang ringkasan check
yang telah dikeluarakan dalam suatu periode
d.
Cash Disbusement Transaction File, yaitu file yang
berisi informasi pembayaran cek untuk penjual atau pihak lain yang digunakan
untuk memasukan ke dalam rekening utang dagang dan buku besar
e.
Cash Disbusement Juornal or Check Register, merupakan
catatan formal terhadap pengeluaran cek untuk pihak lain
2.
Fungsi-Fungsi Terkait Dalam Transaksi
Siklus Pengeluaran
Nama
Fungsi
|
Unit
Organisasi Pemegang Fungsi
|
1.
Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
2.
Fungsi pencatatan utang
3.
Fungsi keuangan
4.
Fungsi akuntansi biaya
5.
Fungsi akuntansi umum
6.
Fungsi audit intern
7.
Fungsi penerimaan kas
|
Bagian pemasaran atau bagian-bagian lain
Bagian utang
Bagian kasa
Bagian akuntansi biaya
Bagian akuntansi umum
Bagian audit intern
Bagian kas
|
Keterangan :
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
(misalnya untuk pembelian jasa dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang
bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi pencatatan utang. Permintaan
cek ini harus mendapat persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan
2.
Fungsi pencatatan utang
Fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan bukti kas keluar
yang memberikan otorisasi kepada fungsi keuangan dalam mengeluarkan cek yang
tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk
melakukan verifikasi kelengkapan dan validitas dokumen pendukung yang dipakai
sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar.
3. Fungsi
keuangan.
Dalam
transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab untuk mengisi cek,
meminta otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau
membayarkan langsung kepada kreditur.
4. Fungsi akuntansi biaya
Dalam
transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab atas pencatatan
pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan.
5. Fungsi akuntansi umum
Dalam
transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab atas pencatatan
transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek.
6. Fungsi audit
intern
Fungsi ini
bertanggungjawab untuk melakukan perhitungan kas (cash count ) secara periodik
dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi
(akun kas dalam buku besar). Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan
pemeriksaan secara mendadak (surprised audit) terhadap saldo kas yang ada
ditangan dan membuat rekonsiliasi bank scara periodik.
- Risiko yang Terdapat Struktur Pengendalian Intern Siklus Pengeluaran.
Dalam memahami risiko pengendalian yang
timbul dalam transaksi pengeluaran kas harus memperhatikan
kemungkinan-kemungkinan salah saji, pengendalian yang dibutuhkan, serta
kemungkinan pengujian yang harus dilakukan berikut ini:
a. Terhadap transaksi pembayaran hutang.
1. Kemungkinan adanya pengeluaran cek untuk
pembelian yang tidak disetujui, harus dikendalikan dengan cara penandatanganan
cek melakukan penelaahan terhadap kelengkapan pendukung voucher dan
persetujuannya. Auditor dapat melakukan pengujian dengan cara observasi apakah
penandatanganan cek melakukan pengecekan dengan bebas terhadap dokumen
pendukung.
2. Kemungkinan voucher dibayar dua kali,
dikendalikan dengan pemberian cap terhadap voucher dan dokumen pendukungnya
bila telah dibayar. Auditor dapat melakukan pengujian apakah semua pembayaran
diberi cap.
3. Check mungkin dibayarkan untuk jumlah yang
salah, dikendalikan dengan pengecekkan oleh pihak yang bebas mengenai
kesesuaian jumlah dalam check dengan voucher-nya.
4. Check mungkin dirubah setelah ditandatangani,
dikendalikan dengan pengecekan pemberian tanda cek yang dikirim. Auditor dapa
melakukan pengujian dengan melakukan wawancara tentang prosedur pengiriman
check, dan observasi proses pengiriman check.
b.
Terhadap transaksi pengeluaran kas.
1. Check mungkin tidak dicatat, dikendalikan
dengan check yang bemomor urut tercetak. Auditor melakukan pengujian terhadap
penggunaan dokumen bemomor urut tercetak.
2. Kesalahan-kesalahan dalam pencatatan check,
dikendalikan dengan pembuatan rekonsiliasi bank secara periodik oleh pihak yang
bebas. Auditor dapat melakukan pengujian terhadap bank rekonsiliasi.
3. Check tidak dicatat dengan segera,
dikendalikan oleh pihak yang bebas untuk mencocokkan tanggal check dan tanggal
pencatatannya. Pengujian yang dilakukan dengan memperlihatkan kembali adanya kebebasan
dalam pengecekan.
D.
Pengujian Substansif Terhadap Siklus Pengeluaran.
1.
Prosedur Pemeriksaan Terhadap Aktiva Tetap
Aktiva tetap ( fixed assets ) disebut juga Property, Plant and Equiement
sifat atau ciri aktiva tetap antara lain: tujuan dari pembeliannya bukan untuk
dijual kembali atau diperjualbelikan sebagai barang dagangan, tetapi untuk
dipergunakan dalam, kegiatan operasi perusahaan, mempunyai masa manfaat lebih
dari 10 tahun, jumlahnya cukup material.
Adapun audit prosedur atas aktiva tetap mempunyai 7 tujuan antara lain: pemeriksa
apakah terdapat internal control yang
cukup baik, apakah aktiva tetap yang tercantum dalam neraca benar-benar ada,
penambahan aktiva tetap dalam tahun berjalan betul-betul merupakan suatu
capital expenditure yang diotorisasi, memeriksa apakah disposal ( penarikan )
aktiva tetap sudah dicatat dengan benar dibuku perusahaan, memeriksa apakah
pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa dilakukan sesuai
dengan SAK dan konsisten, ada tidaknya aktiva tetap yang dijadikan sebagai
jaminan.
Program pengujian substantive terhadap saldo aktiva tetap berisi
prosedur audit yang dirancang untuk mencapai tujuan audit seperti yang
diuraikan diatas. Auditor mampu menyimpulkan bahwa pengendalian cukup kuat
untuk memungkinkan bergantung pada saldo yang dicatat dari tahun
sebelumnya, Alvin A. Arens, dkk
(2008:284). Pengendalian yang
penting meliputi penggunaan file induk untuk setiap aktiva tetap, pengendalian
fisik yang memadai terhadap aktiva yang mudah dipindahkan, penulisan nomor
identifikasi ke setiap aktiva tetap, serta perhitungan fisik periode atas
aktiva tetap dan rekonsiliasinya oleh personil akuntansi, Alvin A. Arens, dkk
(2008:284). Prosedur, audit diklasifikasikan
menjadi empat golongan: prosedur audit awal, prosedur analitik, pengujian
terhadap transaksi rinci pengujian terhadap akun rinci dan verifikasi penyajian
dan pengungkapan.
Prosedur Audit
Awal
|
1.
Lakukan
prosedur audit awal atas saldo akun aktiva tetap yang akan diuji lebih lanjut
b.
Usut
saldo aktiva tetap yang tercantum dineraca ke saldo akun aktiva tetap yang
bersangkutan dibuku besar
c.
Hitung
kembali saldo akun aktiva dibuku besar
d.
Lakukan
review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun
aktiva tetap dan akumulasi depresiasinya
e.
Usut
saldo awal akun aktiva tetap ke kertas kerja tahun lalu
f.
Usut
posting pendebitan dan pengkreditan akun aktiva tetap dalam ke dalam jurnal
yang bersangkutan
g.
Lakukan
rekonsiliasi akun control aktiva tetap dalam buku besar ke buku pembantu
aktiva tetap
|
Prosedur
Analitik
|
2.
Lakukan prosedur analitik
a.
Hitung ratio berikut ini :
1)
Tingkat perputaran aktiva tetap
2)
Ratio
laba bersih dengan aktiva tetap
3)
Ratio tetap dengan modal saham
4)
Ratio
biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aktiva tetap
b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik
dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah
yang dianggarkan, atau data lain
|
Pengujian terhadap transaksi rinci
|
3. Periksa tambahan aktiva tetap ke dokumen
yang mendukung timbulnya transaksi berikut
4. Periksa berkurangnya aktiva tetap ke
dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut
5. Lakukan pemeriksaan pisah batas
transaksi aktiva tetap
6. Lakukan review terhadap akun biaya
reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap
|
Pengujian terhadap saldo
akun rinci
|
7.
Lakukan inspeksi terhadap aktivat tetap
a. Lakukan inspeksi terhadap tambahan
aktiva tetap
b. Lakukan penyelidikan dan sesuaikan jika
terjadi perbedaan
c. Periksa dokumen yang mendukung
pembayaran utang usaha seetelah tanggal neraca
8. Periksa bukti hak kepemilikan aktiva
tetap dan kontrak
9. Lakukan review terhadap perhitungan
depresiasi aktiva tetap
|
Verifikasi penyajian dan pengungkapan
|
10. Bandingkan penyajian aktiva tetap dengan
Prinsip akuntansi berterima umum
a. Periksa klasifikasi aktiva tetap di
neraca
b. Periksa pengungkapan yang bersangkutan
dengan aktiva tetap
|
Prosedur Audit Awal
|
1.
Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun utang
usaha yang akan diuji lebih lanjut
a.
Usut saldo utang usaha yang tercantum di dalam neraca
ke saldo akun utang usaha yang bersangkutan didalam buku besar
b. Hitung kembali saldo akun utang usaha di
dalam buku besar
c. Lakukan review terhadap mutasi luar
biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun utang usaha
d. Usut saldo awal akun hutang usaha ke
kertas kerja tahun yang lalu
e. Usut posting pendebitan akun hutang
usaha ke dalam jurnal yang bersangkutan
f.
Lakukan
rekonsiliasi akun control utang usaha dalam buku besar ke buku pembantu utang
usaha
|
Prosedur Analitik
|
2.
Lakukan prosedur analitik
a.
Hitung ratio berikut ini :
1)
Tingkat perputaran utang usaha
2)
Ratio
utang usaha dengan utang lancar
b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik
dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah
yang dianggarkan, atau data lain
|
Pengujian terhadap saldo
akun rinci
|
7. Lakukan konfirmasi saldo akun
rinci
a.
Lakukan identifikasi penjualan besar dengan mereview
register bukti kas keluar atau buku pembantu utang, arsip induk utang dan
kirimkan konfirmasi kepada kreditur yang akun utang klien kepadanya memiliki
karakteristik berikut ini : (1) bersaldo besar, (2) terdapat kegiatan
pembelian yang luar biasa, (3) bersaldo kecil atau nol, dan (4) bersaldo
debit
b. Lakukan penyelidikan dan sesuaikan jika
terjadi perbedaan
c. Periksa dokumen yang mendukung
pembayaran utang usaha setelah tanggal neraca
8.
Lakukan rekonsiliasi utang usaha yang tidak di konfirmasi ke pernyataan
piutang bulanan yang diterima oleh klien dari kreditur
|
Verifikasi penyajian dan pengungkapan
|
9.
Bandingkan penyajian utang usaha dengan prinsip akuntansi berterima umum
a. Periksa klasifikasi utang usaha di
neraca
b. Periksa pengungkapan yang bersangkutan
dengan utang usaha
c. Periksa pengungkapan yang bersangkutan
dengan utang usaha non usaha
d. Mintalah informasi dari klien untuk
menemukan komitmen yang belum diungkapkan dan utang bersyarat dan periksa
penjelasan yang bersangkutan dengan utang tersebut
e. Bandingkan akun biaya dengan akun biaya
yang sama tahun lalu atau biaya yang dianggarkan untuk mendapatkan indikasi
kemungkinan adanya under statement utang lancer
|
Pengujian terhadap transaksi rinci
|
3. Periksa sampel transaksi utang usaha
yang tercatat ke dokumen yang mendukung timbulnya utang usaha
a. Periksa pengendalian akun utang usaha ke
dokumen pendukung : bukti kas keluar, laporan penerimaan barang, surat order
pembelian, atau dokumen pendukung lain
b. Periksa pendebitan akun usaha ke dokumen
pendukung : bukti kas masuk , memo debit untuk retur penjualan
4.
Lakukan verifikasi pisah batas (out off) transaksi
pembeli
a. Periksa dokumen yang mendukung transaksi
pembelian dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah
tanggal neraca
5. Lakukan verifikasi pisah batas (out off)
transaksi pengeluaran kas
a. Periksa dokumen yang mendukung transaksi
pembayaran utang usaha dalam minggu terakhir tahun yang di audit dan minggu
pertama setelah tanggal neraca
6. Lakukan pencarian utang yang belum
dicatat
a. Periksa bukti yang mendukung transaksi
pengeluaran kas yang dicatat setelah tanggal neraca
|
2. Prosedur
Pemeriksaan Terhadap Biaya Dibayar Dimuka
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di
muka dan beban asuransi dapat dengan mudah dibagi ke dalam tiga kategori:
pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi, pengendalian terhadap
register asuransi, dan pengendalian terhadap penghapusan beban asuransi, Alvin
A. Arens, dkk (2008:287). Pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan
asuransi merupakan bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran, Alvin A. Arens,
dkk (2008:287).
Prosedur Pemeriksaan untuk Compliance test.
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas biaya dan pajak dibayar
dimuka.
a. Dalam hal ini internal control
questionnoises yang digunakan tercakup dalam internal control questionnaires
atas pengeluaran kas dan bank
·
Apakah setiap
pembayaran yang menyangkut biaya dan pajak dibayar dimuka didukung oleh
bukti-bukti yang sah dan lengkap.
·
Apakah
pembayaran tersebut diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
·
Apakah bukti setoran pajak, faktor pajak termasuk bukti
pemotongan pajak oleh pihak ketiga di file dengan baik dan rapih.
·
Apakah lease
agreement, insurance policy di file dengan baik dan rapih.
b. Lakukan test transaksi ( compliance test )
atas biaya dan pajak dibayar dimuka.
2.
Tarik kesimpulan mengenai internal
control atas biaya dan pajak dibayar dimuka.
Prosedur
Pemeriksaan Substantif Sewa Dibayar di muka (Prepaid Rent )
1. Minta rician ( schedule ) prepaid rent per tanggal
neraca.
2. Check ketelitian perhitungan mathematis (
mathematical accuracy ).
3. Cocokan saldo prepaid rent per tanggal neraca
dengan saldo buku bestir (general ledger) prepaid rent.
4.
Cocokan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja
pemeriksaan tahun lalu.
5. Lakukan vouching untuk pembayaran prepaid rent di
tahun berjalan dan periksa lease agreement ( jika sudah dilakukan di compliance
test, refen ke kertas kerja compliance test ).
6. Tie_Up / tie_in ( Cocokan ) total yang
dibebankan sebagai biaya sewa ke buku besar biaya sewa. Dalam hal ini ada biaya
sewa langsung dibebankan ke, perkiraan biaya sewa ( tanpa melalui prepaid rent
), jumlah biaya sewa di buku besar akan terlihat lebih besar.
7. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar