Rabu, 19 Juni 2013

Siklus Transaksi Pengeluaran

Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pemerolehan barang atau jasa. Barang yang diperoleh perusahaan dapat berupa aktiva tetap dan surat berharga yang akan digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau sediaan dan surat berharga yang akan dikonsumsi atau digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang. Jasa yang diperoleh perusahaan juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu jasa yang hanya menghasilkan manfaat satu tahun atau kurang (jasa personel, bunga, asuransi, iklan) dan jasa yang menghasilkan manfaat lebih dari satu tahun (aktiva tidak berwujud).
       Audit sistem informasi adalah suatu proses mengumpulkan dan menilai bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang bersangkutan mampu mengamankan aset, memelihara kebenaran data, ataupun mencapai tujuan organisasi perusahaan secara efektif dan efisien dan mampu menggunakan aktiva Perusahaan secara hemat (Weber ; 1999). Pengendalian aplikasi adalah pengendalian yang dirancang untuk menjamin bahwa semua transaksi yang terjadi sudah mendapat otorisasi dan sudah dicatat, diklasifikasi, diproses dan dilaporkan dengan benar. Pengendalian aplikasi juga didisain untuk mencegah, mendeteksi, dan memperbaiki error dan irregulasi dalam transaksi sebagaimana mereka diproses (Hall; 2006)
       James A. Hall (2006) siklus pengeluaran terdiri dari beberapa subsitem meliputi: pembelian/utang, pengeluaran kas, penggajian dan aktiva tetap. Prosedur pembelian melibatkan pemerolehan bahan baku mentah dan barang jadi (James A. Hall:2006). Sedangkan untuk penggajian fokusnya adalah pada tugas-tugas dasar; departemen fungsional, serta dokumen jurnal dan akun yang membentuk sistem penggajian dan aktiva tetap melibatkan tiga kelompok prosedur: akuisisi aktiva, pemeliharaan aktiva, dan penghapusan aktiva (James A.  Hall: 2006).
A.     Jenis-jenis Akun yang Mempengaruhi Audit Terhadap Siklus Pengeluaran
      Dalam siklus ini terdapat dua transaksi pembelian dan transaksi pengeluaran kas. Transaksi pembelian dan pengeluaran kas mempengaruhi sejumlah rekening sebagai berikut :
1.      Persediaan                                                        6. Kembalian pembelian           
2.      Persediaan bahan baku                                     7. Potongan pembelian
3.      Biaya dibayar dimuka                                       8. Berbagai jenis biaya
4.      Palnt asset                                                        9. Utang dagang
5.      Asset lain-lain                                       10. Kas
1.      Tujuan Audit Dalam Siklus Pengeluaran
-          Kelompok asersi: Eksistensi dan Okurensi
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
·        Transaksi pembelian mencerminkan barang dan jasa yang baik yang diterima dari pemasok selam periode yang diaudit.
·        Transaksi pengeluaran kas mencerminkan pembayaran yang dilakukan kepada pemasok selam periode yang diaudit.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
·        Hutang usaha yang tercatat mencerminkan jumlah kewajiban entitas yang ada pada tanggal neraca.
·        Aktiva tetap mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal neraca.
·        Aktiva tidak berwujud mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal neraca.
-          Kelompok asersi: Kelengkapan/Kesempurnaan
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
·        Semua transaksi mencakup pembelian dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode yang diaudit telah dicatat.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
·        Hutang usaha mencakup semua jumlah yang terhutang kepada pemasok barang dan jasa pada tanggal neraca.
·        Saldo aktiva tetap mencakup semua transaksi perubahan yang terjadi selama periode yang diaudit.
·        Saldo aktiva tidak berwujud mencakup semua transaksi perubahan yang terjadi selama periode yang diaudit.
·        Saldo aktiva tidak berwujud mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal neraca.
-          Kelompok asersi : Hak dan Kewajiban
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
·        Entitas memiliki kewajiban sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit.
·        Entitas memiliki hak atas aktiva tetap sebagai transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit.
·        Entitas memiliki hak atas aktiva tidak berwujud sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
·        Hutang usaha pada tanggal neraca mencerminkan kewajiban entitas kepada pemasok.
·        Entitas memiliki hak atas aktiva tetap yang tercatat pada tanggal neraca.
·        Entitas memiliki hak atas aktiva tidak berwujud yang tercatat pada tanggal neraca.
-          Kelompok asersi: Penilaian atau Alokasi
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
·        Semua transaksi pembelian dan pengeluaran kas yang telah dicatat dalam jurnal, diringkas, dan diposting ke dalam akun dengan  benar.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
·        Hutang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar kewajiban entitas pada tanggal neraca.
·        Aktiva tetap dinyatakan pada kas dikurangi akumulasi depresiasi.
·        Aktiva tidak berwujud dinyatakan pada kas atau kas dikurangi dengan amortisasi.
·        Biaya yang berkaitan dengan aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud dicatat sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
-          Kelompok asersi: Penyajian dan Pengungkapan
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
·        Rincian transaksi dan pengeluaran kas mendukung penyajian akun yang berkaitan dalam laporan keuangan, baik klasifikasinya maupun pengungkapannya.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
·        Hutang usaha, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud di identifikasi dan diklasifikasikan dengan semestinya dalam neraca.
·        Pengungkapan memadai telah berkaitan dengan hutang usaha, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud.
2.      Materialitas, Risiko dan Strategi Audit Terhadap Siklus Pengeluaran
       Transaksi dalam siklus pengeluaran kadangkala tidak hanya berpengaruh secara individual pada hanya satu rekening saja, tetapi dapat berpengaruh pada lebih satu transaksi. Konsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal, baik secara individual atau keseluruhan adalah penting bagi kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, sedangkan beberapa hal lainnya adalah tidak penting (IAPI:2011). Frasa menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia menunjukkan keyakinan auditor bahwa laporan keuangan secara keseluruhan tidak mengandung salah saji material (IAPI:2011). Faktor-faktor risiko melekat yang berhubungan dengan transaksi-transaksi siklus pengeluaran meliputi :
a.       Seberapa banyak volume transaksi.
b.      Kemungkinan adanya pembelian dan pengeluaran kas yang tidak diotorisasi.
c.       Kemungkinan adanya pembelian aktiva yang tidak memadai.
d.      Dalam kasus kapitalisasi kas atau penentuan biaya periodik harus mempertimbangkan terhadap aspek kesinambungan dalam akuntansinya.
       Keempat faktor tersebut sangat menentukan seberapakah tingkat risiko melekat dalam transaksi siklus ini. Menghadapi kemungkinan tersebut, auditor harus merumuskan strategi dengan menggabungkan tingkat risiko pengendalian yang rendah dan pengujian substansi dalam siklus pengeluaran.
B.     Pemahaman Terhadap Struktur Pengendalian Intern
       Auditor harus memahami ketiga aspek struktur pengendalian intern yang ada dalam transaksi siklus pengeluaran, yaitu lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur pengendalian. Pemahaman tersebut sangat berguna dalam menentukan strategi audit dalam rangka pengujian substansi.
1.      Aspek lingkungan pengendalian
      Auditor harus memahami struktur organisasi klien yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran ini, sebagai contoh : semua proses pembelian barang-barang dibawah kendali direktur operasi, pencatatan dibawah kendali kontroler, sedangkan proses pengeluaran kas dibawah kendali direktur keuangan, pengaturan pembelian aktiva tetap (capital expendictures) dan kebijaksanaan investasi strategis lainnya akan dipertimbangkan bagaimana pelaksanaanya. Untuk memperoleh pemahaman terhadap bagan organisasi, auditor harus melakukan wawancara (inquiry) kepada manajemen.
2.   Sistem akuntansi
       Pemahaman terhadap sistem akuntansi menyebabkan auditor harus mempelajari metode pengolahan data, dokumen-dokumen kunci, serta catatan yang digunakan dalam penanganan transaksi siklus pengeluaran. Untuk itu auditor harus mempelajari manual akuntansi, bagan alir sistem akuntansi, dan melakukan wawancara dengan petugas bagian akuntansi untuk mengetahui proses pengolahan transaksi dalam siklus pengeluaran.
3.   Prosedur Pengendalian
       Auditor harus memahami bagaimana kecenderungan kelima kategori prosedur pengendalian dalam operasi transaksi siklus pengeluaran ini. Kelima kategori tersebut antara lain :
a.       Adanya otorisasi yang memadai.
b.      Adanya pemisahan tugas.
c.       Adanya dokumen dan catatan akuntansi.
d.      Adanya akses kea rah pengendalian.
e.       Pengecekan yang di lakukan oleh personel yang independent
       Auditor harus melakukan evaluasi apakah prosedur pengendalian dalam perusahaan benar-benar telah berjalan dengan baik. Prosedur pengendalian yang tidak memenuhi kelima criteria tersebut mempunyai kecenderungan risiko audit yang tinggi.
C.     Pengendalian Intern Terhadap Siklus Pengeluaran
1.      Dokumen-Dokumen Kunci Dan Catatan Akuntansi
b.      Check, yaitu dokumen perintah pembayaran sejumlah uang kepada bank
c.       Check Summary, yaitu laporan tentang ringkasan check yang telah dikeluarakan dalam suatu periode
d.      Cash Disbusement Transaction File, yaitu file yang berisi informasi pembayaran cek untuk penjual atau pihak lain yang digunakan untuk memasukan ke dalam rekening utang dagang dan buku besar
e.       Cash Disbusement Juornal or Check Register, merupakan catatan formal terhadap pengeluaran cek untuk pihak lain
2.      Fungsi-Fungsi Terkait Dalam Transaksi Siklus Pengeluaran
Nama Fungsi
Unit Organisasi Pemegang Fungsi
1.      Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
2.      Fungsi pencatatan utang
3.      Fungsi keuangan
4.      Fungsi akuntansi biaya
5.      Fungsi akuntansi umum
6.      Fungsi audit intern
7.      Fungsi penerimaan kas
Bagian pemasaran atau bagian-bagian lain
Bagian utang
Bagian kasa
Bagian akuntansi biaya
Bagian akuntansi umum
Bagian audit intern
Bagian kas
Keterangan :
1.      Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi pencatatan utang. Permintaan cek ini harus mendapat persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan
2.      Fungsi pencatatan utang
Fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi keuangan dalam mengeluarkan cek yang tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan validitas dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar.
3.   Fungsi keuangan.
Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab untuk mengisi cek, meminta otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.
4.   Fungsi akuntansi biaya
Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab atas pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan.
5.   Fungsi akuntansi umum
Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab atas pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek.
6.   Fungsi audit intern
Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan perhitungan kas (cash count ) secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi (akun kas dalam buku besar). Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan secara mendadak (surprised audit) terhadap saldo kas yang ada ditangan dan membuat rekonsiliasi bank scara periodik.
  1. Risiko yang Terdapat Struktur Pengendalian Intern Siklus Pengeluaran.
       Dalam memahami risiko pengendalian yang timbul dalam transaksi pengeluaran kas harus memperhatikan kemungkinan-kemungkinan salah saji, pengendalian yang dibutuhkan, serta kemungkinan pengujian yang harus dilakukan berikut ini:
a.       Terhadap transaksi pembayaran hutang.
1.    Kemungkinan adanya pengeluaran cek untuk pembelian yang tidak disetujui, harus dikendalikan dengan cara penandatanganan cek melakukan penelaahan terhadap kelengkapan pendukung voucher dan persetujuannya. Auditor dapat melakukan pengujian dengan cara observasi apakah penandatanganan cek melakukan pengecekan dengan bebas terhadap dokumen pendukung.
2.    Kemungkinan voucher dibayar dua kali, dikendalikan dengan pemberian cap terhadap voucher dan dokumen pendukungnya bila telah dibayar. Auditor dapat melakukan pengujian apakah semua pembayaran diberi cap.
3.    Check mungkin dibayarkan untuk jumlah yang salah, dikendalikan dengan pengecekkan oleh pihak yang bebas mengenai kesesuaian jumlah dalam check dengan voucher-nya.
4.    Check mungkin dirubah setelah ditandatangani, dikendalikan dengan pengecekan pemberian tanda cek yang dikirim. Auditor dapa melakukan pengujian dengan melakukan wawancara tentang prosedur pengiriman check, dan observasi proses pengiriman check.
            b.   Terhadap transaksi pengeluaran kas.
1.     Check mungkin tidak dicatat, dikendalikan dengan check yang bemomor urut tercetak. Auditor melakukan pengujian terhadap penggunaan dokumen bemomor urut tercetak.
2.     Kesalahan-kesalahan dalam pencatatan check, dikendalikan dengan pembuatan rekonsiliasi bank secara periodik oleh pihak yang bebas. Auditor dapat melakukan pengujian terhadap bank rekonsiliasi.
3.     Check tidak dicatat dengan segera, dikendalikan oleh pihak yang bebas untuk mencocokkan tanggal check dan tanggal pencatatannya. Pengujian yang dilakukan dengan memperlihatkan kembali adanya kebebasan dalam pengecekan.
D.    Pengujian Substansif Terhadap Siklus Pengeluaran.
1.      Prosedur Pemeriksaan Terhadap Aktiva Tetap
       Aktiva tetap ( fixed assets ) disebut juga Property, Plant and Equiement sifat atau ciri aktiva tetap antara lain: tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelikan sebagai barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam, kegiatan operasi perusahaan, mempunyai masa manfaat lebih dari 10 tahun, jumlahnya cukup material.
      Adapun audit prosedur atas aktiva tetap mempunyai 7 tujuan antara lain: pemeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik, apakah aktiva tetap yang tercantum dalam neraca benar-benar ada, penambahan aktiva tetap dalam tahun berjalan betul-betul merupakan suatu capital expenditure yang diotorisasi, memeriksa apakah disposal ( penarikan ) aktiva tetap sudah dicatat dengan benar dibuku perusahaan, memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa dilakukan sesuai dengan SAK dan konsisten, ada tidaknya aktiva tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
       Program pengujian substantive terhadap saldo aktiva tetap berisi prosedur audit yang dirancang untuk mencapai tujuan audit seperti yang diuraikan diatas. Auditor mampu menyimpulkan bahwa pengendalian cukup kuat untuk memungkinkan bergantung pada saldo yang dicatat dari tahun sebelumnya,  Alvin A. Arens, dkk (2008:284). Pengendalian yang penting meliputi penggunaan file induk untuk setiap aktiva tetap, pengendalian fisik yang memadai terhadap aktiva yang mudah dipindahkan, penulisan nomor identifikasi ke setiap aktiva tetap, serta perhitungan fisik periode atas aktiva tetap dan rekonsiliasinya oleh personil akuntansi, Alvin A. Arens, dkk (2008:284). Prosedur, audit diklasifikasikan menjadi empat golongan: prosedur audit awal, prosedur analitik, pengujian terhadap transaksi rinci pengujian terhadap akun rinci dan verifikasi penyajian dan pengungkapan.
Prosedur Audit Awal
1.         Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun aktiva tetap yang akan diuji lebih lanjut
b.        Usut saldo aktiva tetap yang tercantum dineraca ke saldo akun aktiva tetap yang bersangkutan dibuku besar
c.         Hitung kembali saldo akun aktiva dibuku besar
d.        Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun aktiva tetap dan akumulasi depresiasinya
e.         Usut saldo awal akun aktiva tetap ke kertas kerja tahun lalu
f.          Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun aktiva tetap dalam ke dalam jurnal yang bersangkutan
g.         Lakukan rekonsiliasi akun control aktiva tetap dalam buku besar ke buku pembantu aktiva tetap
Prosedur Analitik
2.      Lakukan prosedur analitik
a.      Hitung ratio berikut ini :
1)        Tingkat perputaran aktiva tetap
2)        Ratio laba bersih dengan aktiva tetap
3)        Ratio tetap dengan modal saham
4)        Ratio biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aktiva tetap
b.      Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain
Pengujian terhadap transaksi rinci
3.      Periksa tambahan aktiva tetap ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi berikut
4.      Periksa berkurangnya aktiva tetap ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut
5.      Lakukan pemeriksaan pisah batas transaksi aktiva tetap
6.      Lakukan review terhadap akun biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap
Pengujian terhadap saldo akun rinci
7.      Lakukan inspeksi terhadap aktivat tetap
a.       Lakukan inspeksi terhadap tambahan aktiva tetap
b.      Lakukan penyelidikan dan sesuaikan jika terjadi perbedaan
c.       Periksa dokumen yang mendukung pembayaran utang usaha seetelah tanggal neraca
8.      Periksa bukti hak kepemilikan aktiva tetap dan kontrak
9.      Lakukan review terhadap perhitungan depresiasi aktiva tetap
Verifikasi penyajian dan pengungkapan
10.  Bandingkan penyajian aktiva tetap dengan Prinsip akuntansi berterima umum
a.      Periksa klasifikasi aktiva tetap di neraca
b.      Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan aktiva tetap
Prosedur Audit Awal
1.      Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun utang usaha yang akan diuji lebih lanjut
a.       Usut saldo utang usaha yang tercantum di dalam neraca ke saldo akun utang usaha yang bersangkutan didalam buku besar
b.      Hitung kembali saldo akun utang usaha di dalam buku besar
c.       Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun utang usaha
d.      Usut saldo awal akun hutang usaha ke kertas kerja tahun yang lalu
e.       Usut posting pendebitan akun hutang usaha ke dalam jurnal yang bersangkutan
f.        Lakukan rekonsiliasi akun control utang usaha dalam buku besar ke buku pembantu utang usaha
Prosedur Analitik
2.      Lakukan prosedur analitik
a.       Hitung ratio berikut ini :
1)        Tingkat perputaran utang usaha
2)        Ratio utang usaha dengan utang lancar
b.      Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain
Pengujian terhadap saldo akun rinci
7.  Lakukan konfirmasi saldo akun rinci
a.       Lakukan identifikasi penjualan besar dengan mereview register bukti kas keluar atau buku pembantu utang, arsip induk utang dan kirimkan konfirmasi kepada kreditur yang akun utang klien kepadanya memiliki karakteristik berikut ini : (1) bersaldo besar, (2) terdapat kegiatan pembelian yang luar biasa, (3) bersaldo kecil atau nol, dan (4) bersaldo debit
b.      Lakukan penyelidikan dan sesuaikan jika terjadi perbedaan
c.       Periksa dokumen yang mendukung pembayaran utang usaha setelah tanggal neraca
8. Lakukan rekonsiliasi utang usaha yang tidak di konfirmasi ke pernyataan piutang bulanan yang diterima oleh klien dari kreditur
Verifikasi penyajian dan pengungkapan
9. Bandingkan penyajian utang usaha dengan prinsip akuntansi berterima umum
a.       Periksa klasifikasi utang usaha di neraca
b.      Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang usaha
c.       Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang usaha non usaha
d.      Mintalah informasi dari klien untuk menemukan komitmen yang belum diungkapkan dan utang bersyarat dan periksa penjelasan yang bersangkutan dengan utang tersebut
e.       Bandingkan akun biaya dengan akun biaya yang sama tahun lalu atau biaya yang dianggarkan untuk mendapatkan indikasi kemungkinan adanya under statement utang lancer
Pengujian terhadap transaksi rinci
3.      Periksa sampel transaksi utang usaha yang tercatat ke dokumen yang mendukung timbulnya utang usaha
a.       Periksa pengendalian akun utang usaha ke dokumen pendukung : bukti kas keluar, laporan penerimaan barang, surat order pembelian, atau dokumen pendukung lain
b.      Periksa pendebitan akun usaha ke dokumen pendukung : bukti kas masuk , memo debit untuk retur penjualan
4.      Lakukan verifikasi pisah batas (out off) transaksi pembeli
a.       Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca
5.      Lakukan verifikasi pisah batas (out off) transaksi pengeluaran kas
a.       Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran utang usaha dalam minggu terakhir tahun yang di audit dan minggu pertama setelah tanggal neraca
6.      Lakukan pencarian utang yang belum dicatat
a.       Periksa bukti yang mendukung transaksi pengeluaran kas yang dicatat setelah tanggal neraca
2.   Prosedur Pemeriksaan Terhadap Biaya Dibayar Dimuka
      Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dapat dengan mudah dibagi ke dalam tiga kategori: pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi, pengendalian terhadap register asuransi, dan pengendalian terhadap penghapusan beban asuransi, Alvin A. Arens, dkk (2008:287). Pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi merupakan bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran, Alvin A. Arens, dkk (2008:287).
Prosedur Pemeriksaan untuk Compliance test.
1.  Pelajari dan evaluasi internal control atas biaya dan pajak dibayar dimuka.
a.     Dalam hal ini internal control questionnoises yang digunakan tercakup dalam internal control questionnaires atas pengeluaran kas dan bank
·        Apakah setiap pembayaran yang menyangkut biaya dan pajak dibayar dimuka didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap.
·        Apakah pembayaran tersebut diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
·        Apakah bukti setoran pajak, faktor pajak termasuk bukti pemotongan pajak oleh pihak ketiga di file dengan baik dan rapih.
·        Apakah lease agreement, insurance policy di file dengan baik dan rapih.
b.   Lakukan test transaksi ( compliance test ) atas biaya dan pajak dibayar dimuka.
2.   Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya dan pajak dibayar dimuka.
Prosedur Pemeriksaan Substantif Sewa Dibayar di muka (Prepaid Rent )
1.      Minta rician ( schedule ) prepaid rent per tanggal neraca.
2.      Check ketelitian perhitungan mathematis ( mathematical accuracy ).
3.      Cocokan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo buku bestir (general ledger) prepaid rent.
4.      Cocokan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
5.      Lakukan vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun berjalan dan periksa lease agreement ( jika sudah dilakukan di compliance test, refen ke kertas kerja compliance test ).
6.      Tie_Up / tie_in ( Cocokan ) total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke buku besar biaya sewa. Dalam hal ini ada biaya sewa langsung dibebankan ke, perkiraan biaya sewa ( tanpa melalui prepaid rent ), jumlah biaya sewa di buku besar akan terlihat lebih besar.
7.      Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.

Tidak ada komentar: